Perang Ghazwa Mu’tah
Teodisi.com : Perang Ghazwa Mu’tah adalah salah satu perang yang terjadi pada masa perjuangan Din Al-Islam, tepatnya pada tahun 629 M. Perang ini terjadi antara pasukan pejuang Din Al-Islam dan pasukan gabungan suku-suku Arab dan Romawi di wilayah Mu’tah, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi Timur. Sebelum pasukan mukminin berangkat untuk menegakkan panji La ilaha Illallah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam telah menunjuk tiga orang sahabat sekaligus mengemban amanah komandan secara bergantian bila komandan sebelumnya gugur dalam tugas di medan peperangan hingga mengakibatkan tidak dapat meneruskan kepemimpinan.
Sebuah keputusan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Mereka itu adalah Ja’far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah (berasal dari kaum muhajirin) dan seorang sahabat dari Anshar, Abdullah bin Rawahah, penyair Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Apa yang dikatakan Rasulullah ini sesungguhnya merupakan nubuah bahwa para jenderal tersebut akan gugur di medan pertempuran nantinya. Namun, luar biasanya meskipun hal tersebut disadari oleh para jenderal, hal itu tidak menyiutkan nyali mereka sediktpun bahkan mempertebal keyakinan mereka pada perjalanan dakwah Islam.
Baca Juga : Apakah Musyrik Itu ?
Tibalah waktu perang, pasukan pejuang Din Al-Islam yang dipimpin oleh Zaid bin Harithah bergerak menuju wilayah Mu’tah untuk mengamankan jalur dagang yang penting bagi kaum pejuang Din Al-Islam. Namun, pasukan gabungan yang terdiri dari suku-suku Arab dan Romawi menantang pasukan Mu’min untuk berperang. Pasukan Mu’min awalnya cukup berhasil dalam pertempuran tersebut, namun kemudian Zaid bin Harithah gugur dalam pertempuran tersebut.
Setelah kematian Zaid, Ja’far bin Abi Thalib mengambil alih kepemimpinan pasukan Muslim. Ja’far dan pasukannya berhasil merebut bendera pasukan musuh, namun kemudian Ja’far juga gugur dalam pertempuran tersebut. Setelah Ja’far gugur, Abdullah bin Rawahah mengambil alih kepemimpinan pasukan Mu’min. Namun, beliau juga gugur dalam pertempuran tersebut. Dengan gugurnya Abdullah, sekaligus menggenapi seluruh nubuah Rasulullah.
Baca Juga : Islam Bukan Agama ?
Meskipun pasukan Mu’min mengalami kekalahan dalam pertempuran ini, namun perang Ghazwa Mu’tah menunjukkan keberanian dan kesetiaan para sahabat Nabi Muhammad dalam mempertahankan panji Islam. Perang ini juga memberikan pelajaran bagi ummat tentang pentingnya persiapan dan strategi dalam menghadapi musuh, serta mengajarkan betapa pentingnya pengorbanan dalam mempertahankan kebenaran.
Setelah perang Ghazwa Mu’tah, Nabi Muhammad memberikan bantuan kepada keluarga para sahabat yang gugur dalam pertempuran tersebut. Beliau juga mengirim surat kepada beberapa pemimpin suku Arab untuk mengajak mereka masuk Islam. Selain itu, perang Ghazwa Mu’tah juga memberikan pengaruh besar pada perkembangan sejarah Islam. Pasca perang ini, kaum mukminin semakin memperkuat persatuan dan kekuatan mereka, sehingga mampu menghadapi tantangan yang lebih besar di masa setelah perang.