Kedudukan, Tugas dan Fungsi Rasul Menurut Al-Qur’an

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Rasul

Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.”(Al-Baqarah 2: Ayat 285)

Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka (para rasul), kelak Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nisa 4: Ayat 152)

Dua kutipan ayat di atas menunjukkan bahwa sesuai tuntunan Allah dalam Al-Qur’an, semua Rasul Allah memiliki kedudukan, tugas dan fungsi yang sama. Bahkan secara khusus Allah mengingatkan kepada orang-orang beriman agar tidak membeda-bedakan para RasulNya.
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Rasul Menurut Al-Qur'an

Perbedaan diantara mereka hanya pada tataran teknis. Misal beda wilayah, situasi dan kondisi serta zaman. Namun secara kesuluruhan tugas dan fungsi Rasul pada dasarnya sama.

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (At-Taubah 9: Ayat 33)

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkan (agama tersebut) atas semua agama. Cukuplah Allah sebagai saksi. (Al-Fath 48: Ayat 28)

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (As-Shaff 61: Ayat 9)
Ayat-ayat di atas jelas, dan tidak secara langsung menyebutkan nama Rasul secara spesifik. Ini menandakan bahwa tugas seorang Rasul adalah membawa dan mengajarkan Hukum Allah, walaupun orang musyrik membencinya.

Rasul Manusia Biasa

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya. (QS. Al-Kahfi 18: Ayat 110)

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, tetaplah (dalam beribadah) dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Celakalah orang-orang yang mempersekutukan(-Nya) (QS. Fussilat 41: Ayat 6)

Almasih tidak akan pernah enggan menjadi hamba Allah dan begitu pula para malaikat yang dekat (kepada Allah). Siapa yang enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. (QS. An-Nisa 4: Ayat 172)

Beberapa kutipan ayat di atas menerangkan kepada kita bahwa Rasul juga manusia biasa. Manusia pilihan Tuhan Semesta Alam sebagai rolemodel bagi manusia lainnya. Kelak tidak ada alasan bagi manusia untuk mencoba menghindar dari jalan yang ditempuh oleh para Rasul.
Dengan demikian seharusnya manusia, menjadikan seorang Rasul sebagai uswatun hasanah contoh yang baik dalam berbagai aspek kehidupan di dunia.

Rasul adalah Hamba Allah

Hal ini perlu dijelaskan, bahwa seorang Rasul pada dasarnya adalah seorang hamba. Walaupun demikian beliau adalah orang yang dimuliakan dan memiliki maqam derajat yang tinggi sebagai “anak didik kesayangan” Allah.

“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.”(Al-Baqarah 2: Ayat 23)

Kenapa disinggung tentang kedudukan Rasulullah sebagai seorang hamba? Agar kita terhindar dari pengkultusan yang disebabkan karena rasa cinta yang berlebihan. Sehingga menjadikan seorang Rasul sebagai tujuan pengabdian disamping Allah.

“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia),” (Al-Furqan 25: Ayat 1)

Rasul Utusan Allah

“Dan Muhammad hanyalah seorang rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, maka dia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”(Ali ‘Imran 3: Ayat 144)

Layaknya seorang utusan, maka semua yang disampaikan maupun yang dibicarakan adalah dalam rangka melaksanakan perintah dari yang mengutus. Sebagai Utusan maka apapun visi dan misinya harus sejalan dengan yang mengutus, dan mengesampingkan kepentingan dirinya sebagai utusan.
“dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya.”
“Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),” (An-Najm 53: Ayat 3-4)

Membawa Berita Gembira Sekaligus Peringatan

Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Nabi Muhammad) dengan hak sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Engkau tidak akan dimintai (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka. (Al-Baqarah 2: Ayat 119)

 


Kami mengutus) rasul-rasul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu (diutus). Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (An-Nisa 4: Ayat 165)

Membacakan Ayat dan Mengajarkan Kitab

Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.(QS. Al-Jumuah 62: Ayat 2)

Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Al-Baqarah2: Ayat 129)

(berupa) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam hukum) agar dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dari kegelapan kepada cahaya. Siapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya akan Dia masukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah telah menganugerahkan rezeki yang baik kepadanya. (At-Talaq 65: Ayat 11)

Menyerukan Pengabdian Tunggal Hanya Kepada Allah

Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang mereka (dengan menyerukan,) “Janganlah kamu menyembah selain Allah,” mereka menjawab, “Kalau Tuhan kami menghendaki, tentu Dia menurunkan malaikat-malaikat-Nya. Sesungguhnya kami ingkar pada kerasulanmu.”(Fussilat 41: Ayat 14)

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku dilarang menyembah (sekutu-sekutu) yang kamu seru selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku. Aku diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan semesta alam.” (Ghafir 40: Ayat 66)

“Dan jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”(QS. Al-Qasas 28: Ayat 88)

Rasul Sebagai Uswatun Hasanah

Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah. (Al-Ahzab 33: Ayat 21)

Sungguh pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) benar-benar terdapat suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari Kemudian. Siapa yang berpaling, sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. (Al-Mumtahanah 60: Ayat 6)

Pada Awalnya Ditolak dan Didustakan

Sungguh, telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya. Oleh karena itu, mereka ditimpa azab dan mereka itulah orang-orang zalim. (An-Nahl 16: Ayat 113)

Maka, jika mereka mendustakanmu (Nabi Muhammad), sungguh rasul-rasul sebelummu pun telah didustakan. Mereka datang dengan (membawa) mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur, dan Alkitab yang memberi penjelasan yang sempurna. (Ali-Imran 3: Ayat 184)

Rasul Menjadi Wakil Allah di Bumi

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)

Mereka (kaum Musa) berkata, “Kami telah ditindas (oleh Fir‘aun) sebelum engkau datang kepada kami dan setelah engkau datang.” (Musa) menjawab, “Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu penguasa di bumi lalu Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 129)

Mereka mendustakannya (Nuh). Lalu, Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera serta Kami jadikan mereka sebagai generasi penerus dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. (QS. Yunus 10: Ayat 73)

(Allah berfirman,) “Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah (penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan hak dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.” ( Sad 38: Ayat 26)
Deskripsi Rasul yang disebutkan Allah dalam beberapa ayat di atas menerangkan kepada kita, pentingnya kedudukan, tugas dan fungsi seorang Rasul. Maka menjadi pahamlah kita bahwa tugas seorang Rasul adalah menegakkan hukum Allah di muka Bumi.
Penulis: Amran
Editor: Bayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *