Tiga kitab suci utama, yaitu Taurat, Injil, dan Al-Qur’an, menegaskan larangan tegas terhadap tindakan membunuh manusia tanpa alasan yang benar. Dalam Islam, Al-Qur’an menegaskan bahwa pembunuhan hanya dibenarkan dalam keadaan tertentu, seperti dalam pertahanan diri atau negara, dan menghukum keras pelanggaran terhadap larangan tersebut.
Perhatikan QS Al-Isra (17) ayat 33
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُوْمًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهٖ سُلْطٰنًا فَلَا يُسْرِفْ فِّى الْقَتْلِۗ اِنَّهٗ كَانَ مَنْصُوْرًا
Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Siapa yang dibunuh secara teraniaya, sungguh Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya. Akan tetapi, janganlah dia (walinya itu) melampaui batas dalam pembunuhan (kisas). Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan
ayat-ayat dalam Al-Qur’an, seperti dalam QS Al-Isra (17): 33, secara tegas melarang pembunuhan tanpa alasan yang benar dan menegaskan nilai kesucian kehidupan manusia.
Sementara itu, dalam Alkitab, perintah “Jangan membunuh” dinyatakan sebagai dasar etika yang kuat bagi umatnya, yang menekankan pentingnya menghormati kehidupan manusia.
Perhatikan ayat berikut:
Kitab Keluaran (20:13) “Jangan Membunuh”
Kitab Kejadian (9:6) “Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.”
Ayat diatas merupakan contoh ayat yang menegaskan larangan tersebut. Begitu pula, dalam Talmud, koleksi tulisan rabbinik dalam Yudaisme, ditemukan pandangan yang serupa dengan Alkitab mengenai pentingnya menjaga kehidupan manusia.
Kondisi dunia yang kita lihat hari ini dimana membunuh sudah menjadi daily news disebabkan manusia sudah melenceng jauh dari perintah Tuhan. Mereka tidak menjadikan kitab-kitab suci sebagai satu satunya petunjuk hidup dan kehidupan umat manusia hari ini.
Konten: Reuven
Penulis: Toby
Editor Tulisan: Reine Alexandria