Bila kita membaca dan melihat berita-berita di surat kabar maupun media elektronik, kita akan menjumpai banyak sekali berita tentang kejahatan. Salah satu bentuk kejahatan yang saat ini sering terjadi di tengah kita adalah pembegalan.
Lantas, bagaimana kita menilainya? Tentu saja, apa yang dilakukan oleh para pembegal adalah sebuah perilaku yang melanggar perintah Allah, mengambil milik orang lain dengan paksa, bahkan sampai menghabisi nyawa orang lain.
Perhatikan ayat berikut:
Kitab Keluaran (20:17) “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.”
Kitab Ulangan (5:21) “Jangan mengingini istri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.”
Ayat-ayat di atas mengatur bahwa kita tidak boleh “mengingini” milik sesama. Mengingini berarti masih sebatas pikiran atau kehendak, sementara itu pembegalan sudah merupakan tindakan yang nyata, bukan hanya sebatas keinginan. Keinginan itu ada di dalam pikiran sehingga memengaruhi terhadap tindakan. Perintah “Jangan mengingini” menjadi sebuah perintah yang mendasar bagi untuk menjaga kehendak kita. Mengingini milik sesamamu saja telah merupakan sebuah pelanggaran, apalagi sampai pada tindakan yang nyata.
Oleh sebab itu, untuk menjaga Tindakan maka kita harus menjaga pikiran dari keinginankeinginan yang dilarang oleh Allah. Kita harus senantiasa mengingat Allah di dalam diri. Yang dimaksud dengan mengingat Allah di dalam diri adalah mengingat firman-Nya, jadi firman tersebut harus disimpan dalam pusat gravitasi kesadaran agar kita senantiasa sadar ataupun mengingat, sehingga akan berdampak terhadap tindakan yang nyata.
Selain itu, menjaga pikiran kita dari keinginan-keinginan yang dilarang juga membantu kita untuk hidup lebih damai dan harmonis dengan sesama. Pikiran yang dipenuhi dengan keinginankeinginan buruk akan mengarah pada tindakan-tindakan yang merusak diri sendiri dan orang lain.
Dengan selalu mengingat dan merenungkan firman Tuhan, kita dapat membangun ketenangan batin dan moral yang kuat, sehingga dapat menghindari godaan untuk melakukan kejahatan dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama
Konten: Reuven
Penulis: Roid
Editor Tulisan: Reine