Di masa sekarang ini, banyak manusia yang tidak benar-benar mengetahui apa yang mereka jalani. Mereka tertutup oleh doktrin dan pemahaman yang sudah mendarah daging. Pengetahuan mereka seringkali menyebabkan sebagian besar manusia tersiksa dengan apa yang mereka ikuti dan terapkan dalam hidupnya. Tuhan telah memperingatkan agar kita tidak mengikuti sesuatu tanpa mengetahui apakah itu benar atau salah
Dalam surah Al-Isra Ayat 36.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.
Saat ini, kehidupan hanya terfokus pada aturan yang dibuat oleh manusia, dan melupakan siapa yang seharusnya dipatuhi dan ditaati. Sistem yang ada sekarang ini berdampak besar pada berbagai konflik dan kejadian di luar sana. Maka, sistem apa yang sepatutnya kita perjuangkan dan patuhi?
Seringkali, kita mendengar kata “DIEN” yang diartikan sebagai agama atau tatanan yang tidak terpecah belah. Jika demikian, mengapa hingga kini umat manusia masih berkonflik satu sama lain?
Kata DIN, DIEN, atau dalam bahasa Arab نِدی, dan dalam bahasa Ibrani ן יד adalah kata penting dalam setiap kitab Tuhan. Al-Quran menyebutkan kata DIN beberapa kali, yang menunjukkan betapa pentingnya kata ini. Al-Quran mengandung banyak perintah dan aturan yang perlu kita patuhi dan jalani. Peraturan ini tidak akan berjalan dengan baik jika sistem kehidupan kita tidak berlandaskan pada aturan-aturan yang ditetapkan oleh pembuat sistem tersebut
Kata Din merupakan sistem, dan Din Al-Islam adalah sistem berserah diri kepada Sang Pencipta kehidupan yang mencakup peraturan-peraturan dan undang-undang yang dapat mengatur kehidupan manusia. Dalam Al-Quran, kita diperintahkan untuk tidak mencari sistem lain selain sistem dari Tuhan.
ٗDalam surah Ali-‘Imran Ayat 83
اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللّٰهِ يَبْغُوْنَ وَلَهٗ ٓ اَسْلَمَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّاِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ
“Maka mengapa mereka mencari Din yang lain selain Din Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?”
Selain manusia, seluruh makhluk hidup telah tunduk dan patuh pada sistem yang diperintahkan oleh-Nya. Bahkan, Rasulullah Muhammad SAW diperintahkan untuk memberitahu bahwa para rasul juga telah beriman dan tunduk patuh dalam Din Allah. Mengapa manusia perlu mencari Din lain selain Din Allah?
Dalam surah Ali-‘Imran Ayat 84-85
قُلۡ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَاۤ اُنۡزِلَ عَلَيۡنَا وَمَاۤ اُنۡزِلَ عَلٰٓى اِبۡرٰهِيۡمَ وَ اِسۡمٰعِيۡلَ وَاِسۡحٰقَ وَيَعۡقُوۡبَ وَالۡاَسۡبَاطِ وَمَاۤ اُوۡتِىَ مُوۡسٰى وَ عِيۡسٰى وَالنَّبِيُّوۡنَ مِنۡ رَّبِّهِمۡ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡهُمۡ وَنَحۡنُ لَهٗ مُسۡلِمُوۡنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”
وَمَنۡ يَّبۡتَغِ غَيۡرَ الۡاِسۡلَامِ دِيۡنًا فَلَنۡ يُّقۡبَلَ مِنۡهُ ۚ وَهُوَ فِى الۡاٰخِرَةِ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ
“Dan barangsiapa mencari Din selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”
Mengartikan kata Din dalam ayat-ayat Al-Quran tidak hanya berbicara tentang peraturan yang mengatur manusia, tetapi juga mengatur segala makhluk hidup dan ciptaan-Nya. Din seyogyanya diartikan sebagai sistem hukum atau aturan yang mengatur umat manusia, seluruh makhluk hidup, dan ciptaan-Nya di seluruh alam semesta. Sistem yang diberikan kepada manusia melalui perantara para rasul-Nya sehingga bisa memimpin umat manusia ke jalan yang benar
Dalam Surat Ar-Rum Ayat 30 dikatakan
فَاَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّيۡنِ حَنِيۡفًا ؕ فِطۡرَتَ اللّٰهِ الَّتِىۡ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيۡهَا ؕ لَا تَبۡدِيۡلَ لِخَـلۡقِ اللّٰهِ ؕ ذٰ لِكَ الدِّيۡنُ الۡقَيِّمُ ۙ وَلٰـكِنَّ اَكۡثَرَ النَّاسِ لَا يَعۡلَمُوۡنَ ۙ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Din Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Din yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Konten: Reuven
Penulis: Gwen
Editor Tulisan: Reine