Meskipun para Rasul Allah diutus di lokasi dan masa yang berbeda, mereka memiliki tugas yang sama.Penasaran dengan tugas para Rasul? Mari kita telusuri lebih dalam.
Pertama, perhatikan QS. An-Nahl (16) Ayat 36
وَلَـقَدۡ بَعَثۡنَا فِىۡ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوۡلًا اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ وَاجۡتَنِبُوا الطَّاغُوۡتَۚ فَمِنۡهُمۡ مَّنۡ هَدَى اللّٰهُ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ الضَّلٰلَةُ ؕ فَسِيۡرُوۡا فِىۡ الۡاَرۡضِ فَانْظُرُوۡا كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الۡمُكَذِّبِيۡنَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), ‘Abdilah Allah, dan jauhilah Tagut’, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
Ayat di atas menjelaskan tugas pertama Rasul yang diutus kepada setiap umat, yaitu menyeru mereka untuk kembali kepada fitrah manusia, yaitu “beribadahlah hanya kepada Allah” (budullāha) dan menjauhi Tagut. Hal ini senada dengan Surat Az-Zariyat (51) ayat 56
وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku.”
Apa tugas kedua sekaligus tugas utama seorang Rasul? Renungkan Surat Asy-Syura (42) ayat 13 berikut :
شَرَعَ لَـكُمۡ مِّنَ الدِّيۡنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوۡحًا وَّالَّذِىۡۤ اَوۡحَيۡنَاۤ اِلَيۡكَ وَمَا وَصَّيۡنَا بِهٖۤ اِبۡرٰهِيۡمَ وَمُوۡسٰى وَعِيۡسٰٓى اَنۡ اَقِيۡمُوا الدِّيۡنَ وَ لَا تَتَفَرَّقُوۡا فِيۡهِؕ كَبُـرَ عَلَى الۡمُشۡرِكِيۡنَ مَا تَدۡعُوۡهُمۡ اِلَيۡهِ ؕ اَللّٰهُ يَجۡتَبِىۡۤ اِلَيۡهِ مَنۡ يَّشَآءُ وَيَهۡدِىۡۤ اِلَيۡهِ مَنۡ يُّنِيۡبُ
“Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu Dien yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan ‘Isa, yaitu: tegakkanlah Dien (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) Dien yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada Dien tauhid dan memberi petunjuk kepada (Dien)-Nya bagi orang yang kembali (kepadaNya).”
Ayat di atas menjelaskan tugas utama Rasul yang telah diwasiatkan sejak zaman Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, hingga Muhammad, yaitu menegakkan Dien atau sistem Allah. Jadi, semua Rasul Allah memiliki tugas yang sama, yaitu menegakkan sistem Allah yang Haq untuk menggantikan sistem-sistem batil lainnya di muka bumi.
Berbicara tentang penegakan Dien, Allah memastikan bahwa sistem-Nya yang diemban oleh para Rasul akan tegak di atas sistem lainnya. Hal ini dijelaskan dalam QS. As-Saff (61) ayat 9:
هُوَ الَّذِىۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَهٗ بِالۡهُدٰى وَدِيۡنِ الۡحَـقِّ لِيُظۡهِرَهٗ عَلَى الدِّيۡنِ كُلِّهٖ وَلَوۡ كَرِهَ الۡمُشۡرِكُوۡنَ
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan Dien yang benar, untuk memenangkannya di atas segala Dien meskipun orang-orang musyrik membencinya.”
Allah mengulang ayat ini beberapa kali, seperti di QS. At-Taubah (9) ayat 33 dan QS. Al-Fath (48) ayat 28, untuk menegaskan bahwa Dien Allah yang dibawa oleh para Rasul akan tegak. Hal ini pun tercatat dalam sejarah, di mana sejak zaman Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, hingga Muhammad, mereka berhasil menegakkan sistem Allah.
Allah mempertegas lagi dalam QS. Al-Mujadilah (58) ayat 21:
كَتَبَ اللّٰهُ لَاَغۡلِبَنَّ اَنَا وَرُسُلِىۡؕ اِنَّ اللّٰهَ قَوِىٌّ عَزِيۡزٌ
“Allah telah menetapkan, ‘Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.’ Sungguh, Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.”
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Allah mengutus Rasul untuk mengembalikan fitrah manusia sebagai pengabdi Allah, dan yang paling utama adalah menegakkan sistem Allah di muka bumi, berkuasa di atas segala sistem lain.
Konten: Reuven
Penulis: Ahmad Azaria
Editor Tulisan: Rein