Apa yang terlintas dalam pikiran Anda saat mendengar kata “Taurat”? Apa yang muncul dalam benak Anda saat mendengar kata “Injil”? Dan apa pula yang terpikirkan saat mendengar kata “Al-Qur’an”? Banyak jawaban yang akan kita temukan jika hal ini kita tanyakan kepada orang-orang secara acak. Ada yang mengatakan bahwa itu adalah kitab Allah, itu adalah ajaran Nabi Musa AS, itu adalah ajaran Nabi Isa AS, atau itu adalah kitab yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Bahkan, ada yang mungkin mengatakan bahwa ajaran-ajaran ini tidak berkaitan satu sama lain. Untuk memperluas wawasan kita, mari kita simak bersama dalam tulisan ini.

Ungkapan dan pernyataan di atas memang benar adanya jika kita mengambil tolak ukur kebenaran menurut pendapat kebanyakan orang atau kelompok tertentu. Namun, jika kita merujuk pada Firman Allah, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Mari kita cermati ayat berikut: 

Q.S Al-An’am: 116:

وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka hanyalah berdusta (terhadap Allah).”

Q.S Al-A’raf: 3

اِتَّبِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ

“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin selain Dia. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).”

Dari ayat-ayat di atas, kita diajarkan bahwa dalam mengikuti sesuatu tidak dapat dijadikan patokan jika hanya berdasarkan kebanyakan orang, termasuk juga mengikuti pemimpin yang bukan berasal dari Allah yang menyampaikan Firman melalui para Rasul-Nya. Lantas, apa hubungannya antara kitab-kitab tersebut?

Mari bersama kita renungi ayat berikut:

Q.S Ali ‘Imran: 60:

اَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”

Q.S Al-Baqarah: 147

اَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”

Q.S Ali ‘Imran: 3

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ

“Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.”

Sejalan dengan ayat-ayat sebelumnya, yang dapat dijadikan tolak ukur kebenaran adalah yang bersumber dari satu sumber, yaitu Allah, Tuhan Semesta Alam. Di mana baik Taurat yang diajarkan kepada umat Nabi Musa AS, Injil yang diajarkan kepada umat Nabi Isa AS, maupun Al-Qur’an yang diajarkan kepada umat Nabi Muhammad SAW merupakan kebenaran yang memang diturunkan dari-Nya. Namun, apa yang diturunkan pada masa Nabi Isa AS bukan berarti meniadakan atau membedakan apa yang dibawa pada masa Nabi Musa AS dan demikian pula Nabi Muhammad SAW.

Mari bersama kita renungkan Injil Matius 5:17

Injil Matius 5:17

“Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,melainkan untuk menggenapinya.”

Dan QS. Ali ‘Imran: 84

Q.S Ali ‘Imran: 84

قُلْ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۖ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

“Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub, dan anak cucunya, serta apa yang diberikan kepada Musa, Isa, dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya berserah diri kepada-Nya.”

Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa baik Taurat, Injil, maupun Al-Qur’an saling berhubungan satu sama lain, di mana semuanya adalah Firman yang merupakan sumber kebenaran. Tidaklah patut kita mencari-cari kesalahan antara satu dengan lainnya hanya untuk membeda-bedakan,mengingat semuanya adalah sumber kebenaran, bukan sumber kesalahan. 

Penulis : Gilbert

Editor: Reine

Konten: Reuven

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *