Banyak orang memahami bahwa antitesis dari malaikat adalah iblis, dan iblis diyakini tinggal di neraka, sedangkan malaikat di surga. Namun, pernahkah Anda berpikir, apakah iblis benarbenar berada di neraka? Atau justru ia ada di surga?
Iblis adalah sosok yang merasa cukup dan angkuh. Penyakit “iblisisme” senantiasa ada di surga, karena iblis berfungsi di sana. Jika iblis berada di neraka, dia tidak punya pekerjaan. Neraka adalah tempat bagi orang-orang yang sudah tersesat, jadi jika iblis berada di sana, siapa yang masih dapat ia sesatkan? Iblis akan berfungsi dengan maksimal jika ia berada di surga. Ketika iblis keluar dari surga, dia seperti “pensiun” dari perannya.
Iblis adalah makhluk yang berbeda dari malaikat. Malaikat adalah istilah untuk manusia yang beriman, sementara iblis adalah istilah untuk malaikat yang tidak taat kepada perintah Allah,
yaitu saat ia menolak tunduk dan patuh kepada kepemimpinan Adam. Jadi, seseorang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya disebut malaikat, tetapi ketika kemudian menentang perintah Allah dan Rasul-Nya, ia berubah status menjadi iblis atau setan. Esensi dari iblis atau setan adalah manusia. Oleh sebab itu, orang yang menentang kehendak Allah yang ditegaskan oleh Nabi atau utusan Allah disebut keturunan iblis atau ular beludak
Lihat Matius 23:33
Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?
Jika malaikat adalah makhluk gaib, bagaimana caranya Adam dapat memimpin mereka yang tidak tampak, dan bagaimana dia mengetahui siapa yang taat dan siapa yang kafir jika ia tidak bisa melihat mereka? Jika iblis bukanlah manusia seperti Adam, mengapa dia merasa cemburu dan marah kepada Adam, bahkan sampai berani menentang perintah Allah
Allah berfirman:
وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan namaMu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 30).
Ucapan malaikat ini bukanlah ramalan mereka tentang masa depan, melainkan menggambarkan kondisi sosial-politik yang telah dan sedang terjadi pada zaman Adam saat ia dipilih sebagai rasul Allah. Dengan kata lain, Adam dipilih dan dijadikan khalifah untuk mencegah kerusakan di muka bumi dan menjaga kedamaian umat manusia di zamannya. Adam adalah manusia pilihan dari sekian banyak manusia (malaikat) yang ada, sehingga menimbulkan protes dan kecemburuan dari manusia lainnya. Hal ini terjadi karena mereka merasa lebih layak dan alim dibandingkan Adam. Perlu dicatat bahwa iblis yang akhirnya tidak bersedia sujud (patuh) kepada kepemimpinan Adam berasal dari komunitas “malaikat”, karena perintah sujud kepada Adam hanya ditujukan kepada “para malaikat” bukan kepada komunitas lainnya. Jika iblis bukanlah bagian dari “para malaikat”, tidak ada kewajiban baginya untuk sujud kepada Adam, dan Allah tidak perlu memasukkannya ke dalam kelompok orang-orang yang kafir.
Allah berfirman:
وَاِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡٓا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ اَبٰى وَاسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ
(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.
(QS. Al-Baqarah [2]: 34).
Iblis adalah orang kafir atau manusia yang menolak misi khalifah yang diamanatkan kepada Adam sebagai pemimpin. Siapa pun yang menolak ide atau misi khalifah berarti dia adalah orang kafir seperti iblis. Sekali lagi, jika para malaikat dan iblis bukanlah manusia seperti Adam, mengapa mereka harus iri dan marah kepada Adam? Mengapa mereka memiliki sifat enggan dan sombong? Ini semua adalah sifat atau karakter buruk dari manusia, bukan dari makhluk halus (gaib).
Penulis: Pamungkas
Editor: Reine
Konten: Reuve