Kali ini kita membahas konsep “Tujuh yang Berulang-Ulang“, atau dalam istilah Al-Quran disebut sab’an min al-matsaniy. Istilah ini acapkali diartikan sebagai “tujuh ayat yang dibaca berulang”, merujuk pada surat Al-Fatihah yang terdiri dari tujuh ayat dan selalu dibaca dalam shalat. Namun, makna sab’an min al-matsaniy tidak sebatas pada surat Al-Fatihah. Makna Sab’an min al-Matsaniy dalam Al-Quran Dalam surat Al-Hijr (15:87), Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh yang berulang-ulang dan Al-Quran yang agung.”

Istilah ini hanya disebut sekali dalam Al-Quran, sehingga perlu kajian mendalam untuk memahami maksudnya. Jika dikaitkan dengan struktur Al-Quran, ada dua kemungkinan maknanya:

1. Surat Al-Fatihah, sebagai inti ajaran Al-Quran yang mengandung pokok-pokok tauhid, ibadah, dan petunjuk hidup.

2. Tujuh kisah bangsa-bangsa besar yang berulang-ulang disebut dalam Al-Quran, sebagai pengingat bagi umat manusia agar tidak mengulangi kesalahan mereka.

Jika melihat konteks ayat-ayat sebelum dan sesudah tampak bahwa Allah sedang berbicara tentang kisah umat-umat terdahulu yang mendustakan para rasul dan akhirnya diazab. Hal ini diperkuat dalam surat Az-Zumar (39:23):

“Allah telah menurunkan perkataan (cerita) yang paling baik, yaitu Al-Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang…”

Dengan demikian, sab’an min al-matsaniy merujuk pada tujuh kisah bangsa-bangsa yang berulang dalam Al-Quran.

Tujuh Bangsa yang Berulang dalam Al-Quran

Dalam sejarah para nabi, terdapat tujuh bangsa besar yang selalu disebut dalam Al-Quran sebagai peringatan:

1. Kaum Nabi Nuh

2. Kaum ‘Ad (Nabi Hud) 

3. Kaum Tsamud (Nabi Saleh)

4. Kaum Nabi Ibrahim 

5. Kaum Nabi Luth 

6. Kaum Madyan (Nabi Syu’aib) 

7. Kaum Firaun (Nabi Musa dan Harun)

Pelajaran dari Kisah yang Berulang

Apa saja yang mereka lakukan? Akan dibahas pada setiap episode series “Tujuh yang Berulang”. Kisah-kisah ini bukan sekadar sejarah, melainkan peringatan bagi setiap generasi. Setiap bangsa tersebut memiliki kesamaan:

• Mereka menentang para rasul yang diutus kepada mereka.

• Mereka akhirnya mengalami kehancuran sebagai akibat dari kesombongan mereka.

Kita harus mengambil pelajaran dari kisah-kisah ini. Jika kita hari ini mengulangi kesalahan mereka-menolak kebenaran, hidup dalam ketidakadilan, dan menolak petunjuk Allah maka hal yang sama bisa menimpa kita.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat At-Taubah (9:70):

“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang sebelum mereka, yaitu kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”

Satu yang pasti visi dan misi para Rasul Allah selalu sama: menegakkan Din al-Islam di atas segala ideologi yang berkembang pada zamannya. Dalam perjalanan dakwah mereka, kisah-kisah umat terdahulu yang menentang kebenaran terus diulang dalam Al-Quran sebagai pelajaran bagi generasi berikutnya.

 

Penulis: Abqurah

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *