Allah tidak menciptakan tubuh manusia sembarangan. Setiap jaringan, organ, dan sel tunduk pada hukum ilahi yang disebut sunnatullah, sistem presisi yang bekerja tanpa cacat. Dari pernapasan hingga detak jantung, semuanya berjalan sesuai desain-Nya.

Maka ketika seseorang memilih untuk merokok, ia tidak hanya memasukkan racun ke tubuh. Ia mengkhianati sistem yang diciptakan Allah. Merokok adalah tindakan sadar yang melanggar tatanan ilahi, menyakiti amanah suci yang bernama tubuh.

“Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.”

(QS Al-Baqarah: 195)

Rokok Bukan Netral: Ia Racun

Rokok hari ini bukan lagi tembakau murni. Ia adalah kombinasi nikotin, tar, karbon monoksida, dan ribuan zat kimia lainnya. Setiap isapan membawa penyakit: kanker, jantung, stroke, hingga kematian.

Dan bukan hanya merugikan diri sendiri. Asap rokok juga membunuh yang tak ikut merokok: anak-anak, ibu hamil, orang tua, bahkan bayi dalam kandungan.

“Dan jangan kamu merusak bumi setelah (Allah) memperbaikinya.”

(QS Al-A’raf: 56)

Tubuh kita adalah bumi kecil yang harus dijaga. Maka, merokok adalah perusakan. Ia melanggar amanah tubuh, menyakiti ciptaan lain, dan ikut mencemari bumi.

Tapi Bukankah Tembakau Ciptaan Allah?

Betul. Tembakau adalah ciptaan Allah. Namun bukan ciptaan-Nya yang salah, melainkan penggunaan manusianya yang menyimpang.

Di masa lalu, tembakau digunakan sebagai obat, pembalut luka, dan alat ritual yang sakral. Tapi kini? Ia telah menjadi komoditas industri maut yang membunuh 8 juta manusia tiap tahun, mencemari udara, menebang pohon, dan memanaskan bumi.

Maka, sebagaimana alkohol dari anggur, dan racun dari tanaman tertentu, tidak semua ciptaan Tuhan boleh disalahgunakan.

“Mereka menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk.”

(QS Al-A’raf: 157)

Hari ini, ilmu pengetahuan telah tegas menyatakan bahwa rokok adalah buruk, bahkan mematikan. Maka, bukankah cukup jelas posisinya dalam pandangan syariat?

Ketika Tubuh Menjadi Amanah

Allah tidak menyebut “rokok” secara literal karena konteks zaman berbeda. Tapi prinsip larangan merusak tubuh dan bumi sangat jelas dalam wahyu.

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil, dan kamu sembunyikan yang hak itu, padahal kamu mengetahuinya.”

(QS Al-Baqarah: 42)

Hari ini, dengan semua ilmu medis, statistik WHO, dan fakta lingkungan yang sudah terang-benderang masihkah kita mau menyembunyikan yang hak hanya karena candu?

Berhenti merokok bukan sekadar soal kesehatan.

Ia adalah bentuk ketaatan.

Sebuah respon spiritual terhadap sistem yang Allah ciptakan dengan cinta.

Tubuhmu adalah amanah.

Rokok adalah perusaknya.

Maka, jika engkau mencintai Tuhan,

jangan racuni sistem-Nya.

 

Penulis: Abqurah 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *