Terkini

Kebebasan, Modal, dan Ilusi Kemajuan: Kapitalisme dan Liberalisme

Kapitalisme dan liberalisme adalah dua sistem besar yang telah membentuk wajah dunia modern hari ini. Keduanya kerap disebut sebagai simbol kemajuan, kebebasan, dan kemakmuran. Tapi benarkah itu kenyataannya?

Mari kita urai pelan-pelan, sebelum kita melihat bagaimana sistem ini dilihat dalam kacamata nilai-nilai tauhid dan keadilan yang hakiki.

Apa Itu Kapitalisme?

Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memberi kebebasan individu untuk memiliki dan mengelola sumber daya produksi demi mendapatkan keuntungan pribadi. Pemerintah hanya berperan kecil, bahkan kadang dianggap tidak perlu ikut campur. Prinsip dasarnya:

Hak milik pribadi atas tanah, perusahaan, dan modal.

• Pasar bebas: harga dan produksi ditentukan oleh permintaan dan penawaran.

• Persaingan terbuka: siapa yang kuat dia yang menang.

• Motivasi laba sebagai tujuan utama.

• Intervensi pemerintah minim.

Dengan dalih efisiensi dan inovasi, kapitalisme mendorong setiap orang untuk berjuang sendiri. Tapi dalam kenyataannya, sistem ini justru melahirkan kesenjangan: si kaya makin kaya, si miskin makin tertinggal. Eksploitasi buruh dan alam jadi wajar, asal profit mengalir.

Lalu, Apa Itu Liberalisme?

Liberalisme adalah ideologi yang menekankan pada kebebasan individu, hak asasi, dan pemerintahan yang demokratis. Dalam konteks ekonomi, liberalisme dan kapitalisme saling melengkapi. Prinsip utamanya:

• Kebebasan berpikir dan berekspresi

• Hak asasi manusia dijunjung tinggi

Pemerintah dibatasi oleh hukum, bukan kekuasaan mutlak

Demokrasi sebagai sistem politik utama

Keadilan sosial, meski hasilnya tetap kompetitif

Terdengar indah, tapi tak selalu nyata. Kebebasan yang tak diatur bisa berubah jadi egoisme. Orang hidup demi dirinya sendiri, dan yang tak mampu bersaing tertinggal. Kebebasan berekspresi bisa bergeser jadi ujaran kebencian. Dan tak semua orang punya posisi awal yang setara dalam kompetisi yang katanya “adil”.

Baik kapitalisme maupun liberalisme punya titik temu yang sama: orientasi kepada dunia materi. Keduanya mengejar kepuasan hidup, tapi melalui jalur yang berbeda. Kapitalisme mendorong kerja dan kompetisi individu, sementara liberalisme memberi ruang kebebasan dan perlindungan hukum.

Namun, dalam praktiknya keduanya berjalan berdampingan, bahkan saling melindungi. Negara-negara besar penganut liberalisme, justru menjadi kekuatan kapitalis terbesar. Kebebasan dimonopoli oleh segelintir elite pemilik modal.

Di balik jargon kemerdekaan dan kebebasan, ada wajah gelap dari dua sistem ini. Perseteruan antara kekuatan ekonomi dan politik telah menghasilkan sistem penjajahan baru: neo-kolonialisme

QS Al-Baqarah ayat 136 menyatakan bahwa “kami beriman dan berserah diri kepada Tuhan Semesta Alam” Artinya tunduk kepada sistem-Nya, bukan hidup bebas ala liberalisme yang mengatur diri tanpa batas.

QS Al-Baqarah ayat 177 memperingatkan:

“Jangan arahkan pola hidupmu ke timur atau barat” Artinya: jangan menjadikan ideologi asing sebagai pedoman hidupmu.

Sistem liberal-kapitalis menawarkan kebebasan, tapi membungkusnya dengan penguasaan pasar, eksploitasi, dan kesenjangan. Dalam Islam, kebebasan bukan berarti tanpa arah, tetapi justru tunduk pada kebenaran yang berasal dari Allah. Kapitalisme dan liberalisme menawarkan janji, tetapi lupa menyebut risikonya. Dalam sistem yang dibangun atas nama kebebasan dan profit, manusia kehilangan arah. Bukan Tuhan yang jadi pusat, tapi modal dan selera pribadi. Islam mengajak kita untuk kembali kepada sistem yang berpihak pada keadilan sejati, bukan pada segelintir elite yang mengatur dunia dari balik layar.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *